Setelah 23 pertandingan, Juventus masih belum
terkalahkan. Dan hanya dengan 15 pertandingan lagi, mereka akan
bergabung dalam klub elit yang sukses menjadi tim tak terkalahkan
sepanjang musim Serie A Italia. Namun, upaya Juventus itu akan
mendapatkan rintangan terberat saat Bianconeri bertandang ke
juara bertahan sekaligus penguasa klasemen AC Milan.
Tim asuhan
Antonio Conte ini terkenal dengan permainan bertenaga dengan terus
menerus menekan lawan, yang membuat mereka mencatat penguasaan bola yang
luar biasa, tapi sayangnya keuntungan itu sering kali menjadi sia-sia.
Juventus unggul dalam jumlah tembakan (424) dan tembakan tepat sasaran
(152), tetapi hanya duduk di peringkat keenam dalam jumlah gol (36).
Bahkan Palermo lebih sering memanfaatkan peluang yang mereka dapatkan
(38), meskipun jumlah tembakannya hanya 312, atau berselisih lebih dari
100 tembakan.
Kemenangan 3-1 atas Catania pekan lalu menjadi pertandingan kelima di
mana Juventus mencetak lebih dari dua gol dalam satu pertandingan,
meskipun mereka sering mendominasi permainan di kebanyakan pertandingan
mereka, dan masing-masing empat hasil seri 1-1 dan 0-0 datang saat
mereka menguasai bola jauh lebih banyak dari lawan mereka.
TEMBAKAN |
TOTAL SERIE A
|
JUMLAH
GOL |
424 |
Juventus |
36 |
383 |
Roma |
37 |
375 |
Inter |
34 |
369 |
Milan |
48 |
331 |
Lazio |
38 |
329 |
Napoli |
41 |
Dan jelas dalam persiapan lawan Milan, penting bagi Conte untuk memilih
tim yang bisa memanfaatkan peluang dengan baik, mengingat mereka akan
menghadapi salah satu pertahanan terbaik Serie A. Namun, statistik
sejauh ini juga gagal mengambil kesimpulan jelas siapa yang harus
dimainkan Conte.
Mirko Vucinic memang punya rekor terbaik dalam mencetak gol
dibandingkan pemain lain yang tampil sejak awal lebih dari satu
pertandingan di lini depan, tetapi striker Montenegro itu hanya mencetak
satu gol saat bermain di luar sisi kiri serangan Juventus. Alessandro
Matri dan Fabio Quagliarella memang mencetak gol lebih sedikit, tetapi
persentase mereka lebih bagus daripada Vucinic.
Rekor Matri melonjak jika ia punya pasangan di lini depan, setelah
hanya satu dari 23 tembakannya (4,3%) yang menjadi gol saat ia bermain
sendirian sebagai penyerang tengah dengan formasi 4-3-3 atau 4-1-4-1.
Sebagai perbandingan, ia mencetak enam gol dari 19 upayanya (31,6%) saat
mengawali pertandingan bersama Vucinic atau Quagliarella di sisinya.
Karena Conte sepertinya memilih tampil dengan 3-5-2 akhir-akhir ini,
Matri sepertinya menjadi pemain paling cocok dengan formasi itu,
ditambah rekor Quagliarella dengan dua gol dari tiga penampilan sejak
awal membuat mantan ujung tombak Napoli itu cocok untuk mendampingi
Matri.
Namun jelas,
siapapun yang tampil sejak awal, Juventus harus lebih sering
memanfaatkan peluang mereka, setelah kegagalan mereka mengalihkan
dominasi permainan menjadi gol membuat datang ke San Siro dengan poin
lebih sedikit daripada
Rossoneri. Penyelesaian lebih baik di 15
pertandingan sisa tentu akan memperbesar peluang mereka untuk tampil
sebagai juara di akhir musim.
KESUKSESAN
PASANGAN STRIKER JUVENTUS MUSIM INI |
|
BORRIELLO & QUAGLIARELLA |
DEL PIERO & MATRI |
DEL PIERO & QUAGLIARELLA |
|
|
|
|
TAMPIL DARI AWAL |
1 |
1
|
1
|
TEMBAKAN |
15 |
0 |
8 |
TEPAT
SASARAN |
6 |
0
|
3 |
GOL |
1 |
0 |
1 |
% TEPAT SASARAN |
40% |
0%
|
37.5% |
|
DEL PIERO & VUCINIC |
MATRI & QUAGLIARELLA |
MATRI & VUCINIC |
|
|
|
|
TAMPIL DARI AWAL |
1 |
1
|
4
|
TEMBAKAN |
5 |
8 |
27 |
TEPAT
SASARAN |
2 |
4
|
11 |
GOL |
1 |
2 |
4 |
% TEPAT SASARAN |
40% |
50%
|
40.7% |
|
MATRI ALONE |
QUAGLIARELLA ALONE |
VUCINIC ALONE |
|
|
|
|
TAMPIL DARI AWAL |
10 |
1
|
2
|
TEMBAKAN |
23 |
1 |
4 |
TEPAT SASARAN |
5 |
0
|
1 |
GOL |
1 |
0 |
0 |
% TEPAT SASARAN |
21.7% |
0%
|
25% |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar